Dahsyatnya Sakaratul Maut, bersediakah kita untuk menghadapinya ?
Dan (amatlah ngerinya) kalau engkau melihat (wahai orang yang
memandang), ketika malaikat mengambil nyawa orang-orang kafir dengan
memukul muka dan belakang mereka (sambil berkata): “Rasalah kamu azab
seksa neraka yang membakar”.
Terjemahan Surah Al-Anfal, ayat ke 50.
……….
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mereka-reka
perkara yang dusta terhadap Allah, atau orang yang berkata: “Telah
diberi wahyu kepadaku”, padahal tidak diberikan sesuatu wahyu pun
kepadanya; dan orang yang berkata: “Aku akan menurunkan seperti apa yang
diturunkan Allah”. Dan (sungguh ngeri) sekiranya engkau melihat ketika
orang-orang yang zalim itu dalam penderitaan “sakratul-maut” (ketika
hendak putus nyawa), sedang malaikat-malaikat pula menghulurkan tangan
mereka (memukul dan menyeksa orang-orang itu) sambil berkata (dengan
menengking dan mengejek): “Keluarkanlah nyawa kamu (dari tubuh kamu
sendiri); pada hari ini kamu dibalas dengan azab seksa yang menghina
(kamu) sehina-hinanya, disebabkan apa yang telah kamu katakan terhadap
Allah dengan tidak benar, dan kamu pula (menolak dengan) sombong takbur
akan ayat-ayat keteranganNya”.
Terjemahan Surah Al-An’am, ayat ke 93.
……….
"Sakitnya sakaratul maut itu, kira-kira tiga ratus kali sakitnya dipukul pedang".
(H.. Ibnu Abu Dunya).
Cara Malaikat Izrail mencabut nyawa tergantung dari amal perbuatan
orang yang bersangkutan, bila orang yang akan meninggal dunia itu
durhaka kepada Allah, maka Malaikat Izrail mencabut nyawa secara kasar.
Sebaliknya, bila terhadap orang yang soleh, cara mencabutnya dengan
lemah lembut dan dengan hati-hati. Namun demikian peristiwa terpisahnya
nyawa dengan raga tetap teramat menyakitkan.
Di dalam kisah
Nabi Idris a.s, beliau adalah seorang ahli ibadah, kuat mengerjakan
solat sampai puluhan raka'at dalam sehari semalam dan selalu berzikir di
dalam kesibukannya sehari-hari. Catatan amal Nabi Idris a.s yang
sedemikian banyak, setiap malam naik ke langit. Hal itulah yang sangat
menarik perhatian Malaikat Maut, Izrail. Maka bermohonlah ia kepada
Allah Swt agar di perkenankan mengunjungi Nabi Idris a.s. di dunia.
Allah Swt, mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka turunlah ia ke
dunia dengan menjelma sebagai seorang lelaki tampan, dan bertamu kerumah
Nabi Idris.
"Assalamu'alaikum, yaa Nabi Allah". Salam Malaikat Izrail,
"Wa'alaikum salam wa rahmatullah". Jawab Nabi Idris a.s.
Beliau sama sekali tidak mengetahui, bahwa lelaki yang bertamu ke rumahnya itu adalah Malaikat Izrail.
Seperti tamu yang lain, Nabi Idris a.s. melayani Malaikat Izrail, dan
ketika tiba saat berbuka puasa, Nabi Idris a.s. mengajaknya makan
bersama, namun di tolak oleh Malaikat Izrail. Selesai berbuka puasa,
seperti biasanya, Nabi Idris a.s mengkhususkan waktunya "menghadap".
Allah sampai keesokan harinya. Semua itu tidak lepas dari perhatian
Malaikat Izrail. Juga ketika Nabi Idris terus-menerus berzikir dalam
melakukan kesibukan sehari-harinya, dan hanya berbicara yang baik-baik
saja. Pada suatu hari yang cerah, Nabi Idris a.s mengajak jalan-jalan
"tamunya" itu ke sebuah perkebunan di mana pohon-pohonnya sedang
berbuah, ranum dan menggiurkan.
"Izinkanlah saya memetik buah-buahan ini untuk kita". pinta Malaikat Izrail (menguji Nabi Idris a.s).
"SubhanAllah, (Maha Suci Allah)" kata Nabi Idris a.s.
"Kenapa ?" Malaikat Izrail pura-pura terkejut.
"Buah-buahan ini bukan milik kita". Ungkap Nabi Idris a.s. Kemudian Beliau berkata:
"Semalam anda menolak makanan yang halal, kini anda menginginkan makanan yang haram".
Malaikat Izrail tidak menjawab. Nabi Idris a.s perhatikan wajah tamunya
yang tidak merasa bersalah. Diam-diam beliau penasaran tentang tamu
yang belum dikenalnya itu. Siapakah gerangan ? fikir Nabi Idris a.s.
"Siapakah engkau sebenarnya ?" tanya Nabi Idris a.s.
Aku Malaikat Izrail". Jawab Malaikat Izrail.
Nabi Idris a.s terkejut, hampir tak percaya, seketika tubuhnya bergetar tak berdaya.
"Apakah kedatanganmu untuk mencabut nyawaku ?" selidik Nabi Idris a.s serius.
"Tidak" Senyum Malaikat Izrail penuh hormat.
"Atas izin Allah. Aku sekedar berziarah kepadamu". Jawab Malaikat Izrail.
"Aku punya keinginan kepadamu". Tutur Nabi Idris a.s
"Apa itu ? katakanlah !". Jawab Malaikat Izrail.
"Kumohon engkau bersedia mencabut nyawaku sekarang. Lalu mintalah
kepada Allah SWT untuk menghidupkanku kembali, agar bertambah rasa
takutku kepada-Nya dan meningkatkan amal ibadahku". Pinta Nabi Idris
a.s.
Tanpa seizin Allah. Aku tak dapat melakukannya", tolak Malaikat Izrail.
Pada saat itu pula Allah SWT memerintahkan Malaikat Izrail agar
mengabulkan permintaan Nabi Idris a.s. Dengan izin Allah, Malaikat
Izrail segera mencabut nyawa Nabi Idris a.s. sesudah itu beliau wafat.
Malaikat Izrail menangis, memohonlah ia kepada Allah SWT agar
menghidupkan Nabi Idris a.s. kembali. Allah mengabulkan permohonannya.
Setelah dikabulkan Allah Nabi Idris a.s. hidup kembali.
"Bagaimanakah rasa mati itu, sahabatku ?" Tanya Malaikat Izrail.
"Seribu kali lebih sakit dari binatang hidup dikuliti". Jawab Nabi Idris a.s.
"Caraku yang lemah lembut itu, baru kulakukan terhadapmu". Kata Malaikat Izrail.
MasyaAllah, lemah-lembutnya Malaikat Maut (Izrail) itu terhadap Nabi
Idris a.s. Bagaimanakah jika sakaratul maut itu, datang kepada kita ?
Bersediakah kita untuk menghadapinya ?